Sunday, August 14, 2016

Busana Syar’i: Bentuk Kemerdekaan Wanita Islam



Assalamu’alaikum dear Sisterfillah,
Pernahkah Sisterfillah menghadapi pertanyaan mengenai busana syar’i yang Sisterfillah kenakan dari orang yang belum mengerti?
Busana muslimah syar’i menjadi pertanyaan bagi perspektif dunia barat yang begitu mengagungkan kebebasan. Ketika kita bersinggungan dengan mereka, pertanyaan mengenai jilbab seringkali muncul.  Busana muslimah syar’i dianggap sebagai simbol penindasan oleh kaum pria. Terlebih lagi, mereka beranggapan bahwa wanita muslim adalah warga kelas dua dalam agama Islam.
Sisterfillah pasti sudah mengerti betul, bahwa busana syar’i yang kita kenakan, tidaklah mengekang kebebasan seorang muslimah. Sebaliknya, berbusana syar’i merupakan sebuah bentuk kebebasan seorang muslimah.



Membebaskan dari Opini Masyarakat Mengenai Penilaian Fisik terhadap Perempuan
Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan belaka, dan mereka tidak lain hanyalah berdusta (terhadap Allah).” (QS. Al-An’am: 116)
Suka atau tidak suka, seringkali kita masih menemukan penilaian berdasarkan tampilan fisik seseorang. Seringkali, pasar mendorong perempuan untuk menjadi tidak bangga terhadap dirinya sendiri. Pasar membentuk perspektif masyarakat mengenai bagaimana penampilan fisik yang ideal bagi seorang perempuan. Hal ini membuat perempuan membandingkan dirinya dengan anggapan ideal masyarakat dan menjadi tidak puas dengan kondisi fisik dirinya sendiri.
Hal tersebut tentu tidak perlu dialami oleh seorang muslimah yang berbusana syar’i. Dengan mengenakan busana yang sesuai dengan tuntunan Al Qur’an, muslimah terbebas terhadap opini masyarakat mengenai mode rambut ataupun baju yang sedang tren di dunia saat ini. Dengan mengenakan busana syar’i, secara penglihatan/fisik, semua perempuan adalah sama, yang membedakan adalah kepribadian dan kecerdasannya. Sementara bagi Allah Subhana wa Ta’ala, yang membedakan adalah ketakwaannya.


Membebaskan Diri dari Menjadi Konsumsi Publik
”Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu.” (QS. Al Ahzab: 59)
Busana syar’i menjadi simbol bahwa tubuh seorang perempuan tidak dimaksudkan untuk menjadi  konsumsi publik. Busanan syar’i, merupakan bentuk pengakuan bahwa perempuan seharusnya dihormati dan tidak diganggu. Berbusana syar’i membuat seorang muslimah terjaga dari pandangan lelaki. Dengan mengenakan busana syar’i, seorang muslimah terbebas dari konsumsi publik.


Bentuk Kebebasan dalam memilih:  untuk menaati perintah Allah Subhana wa Ta’ala
Satu hal yang terpenting sisterfillah, luruskan niat berbusana syar’i hanya untuk mendapatkan ridho  dari Allah Subhana wa Ta’ala. Tentu Allah Subhana wa Ta’ala menginginkan kita mematuhi perintahNya, semata-mata karenaNya, bukan karena faktor duniawi lainnya. Seperti hanya untuk menyenangkan hati orang tua, suami, lingkungan dan lain sebagainya. Pilihan untuk berbusana syar’i, sebenar-benarnya adalah membebaskan kita dari ekspektasi duniawi dan memfokuskan diri hanya kepada ridho Allah Subhana wa Ta’ala


Busana Syar’i sebagai Identitas Seorang Muslimah
Sisterfillah, bagaimanapun, busana menunjukkan identitas seseorang. Demikian halnya dengan busana syar’i yang kita kenakan. Dengan mengenakan busana syar’i. sesorang akan mudah mengetahui bahwa yang mengenakannya adalah seorang muslimah. Maka, jangan lupa ya untuk selalu mengenakan perhiasan wajib berupa akhlak mulia yang mencerminkan nilai-nilai ajaran Islam.
Walaupun busana syar’i sedang tren di pasaran saat ini, bukan berarti ketika tren berakhir, maka cara berpakaian syar’i kita juga turut berakhir. Jaga keistiqomahan kita, salah satunya dengan memperbanyak berteman dengan teman-teman yang lebih baik tingkat keimanannya dari kita. Dengan demikian kita akan termotivasi –setidaknya– untuk menjadi setingkat keimanannya dengan mereka. Semoga kita bisa bersama-sama belajar untuk menjadi lebih baik ya Sisterfillah.

Love,

SLS Team

Contributor : Paramitha Yanindra Putri
Syari’ah Advisor: Fathimah Syauqi
Editor: Anisa Muthi’ah

Reference:
Muslimah or id
Edition cnn com
rumaysho com

No comments:

Post a Comment